Sabtu, 01 Mei 2010

BIJI TERBUKA DAN TERTUTUP

Pengertian Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Jadi, Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka.
Tumbuhan kelompok Gymnospermae mempunyai ciri, yaitu :
1.Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2.Berakar tunggang.
3.Umumnya berupa pohon.
4.Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
Para ahli biologi menggolongkan Gymnospermae menjadi beberapa ordo dan divisio, yaitu :
1.Cycadales divisio Cycadophyta, contoh pakis haji (Cycas rumphii)
2.Ginkgoales divisio Ginkgophyta, contoh Ginkgo biloba
3.Coniferales divisio Pinophyta, contoh pinus, cemara, dan damar
4.Gnetales divisio Gnetophyta, contoh melinjo (Gnetum gnemon)

1.Ordo Cycadales Divisio Cycadophyta
Tumbuhan yang termasuk dari Cycadales adalah pakis haji. Pakis haji berbentuk seperti kelapa sawit dan sering digunakan untuk tanaman hias. Jenis ini dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis.
Klasifikasi Pakis Haji

Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Cycadophyta (sikad)
Kelas : Cycadopsida
Ordo : Cycadales
Familia : Cycadaceae
Genus : Cycas
Spesies : Cycas rumphii Miq
Adapun ciri - ciri umum dari ordo Cycadales adalah :
1.Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar.
2.Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus4 jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanman yang berbeda.
Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata - rata reproduksinya rendah. Dari 15 - 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.
2.Ordo Ginkgoales Divisio Ginkgophyta
Salah satu tumbuhan dalam ordo Ginggoales adalah Ginkgo biloba. Tanaman ini berasal dari Cina. Selain itu, spesies ini tercatat sebagai spesies pohon tertua di dunia. Selama 80 tahun spesies ini belum pernah berubah.

Klasifikasi Ginkgo biloba
Kingdom : Plantae
Divisio : Ginkgophyta
Class : Ginkgoopsida
Ordo : Ginkgoales
Family : Ginkgoaceae
Genus : Ginkgo
Spesies : Ginkgo biloba
Ciri khas tanaman ini adalah mempunyai daun yang berbentuk seperti kapas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan tinggi batang mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang berbentuk mirip daun paku kelompok suplir.
Manfaat dan kegunaan Ginkgo biloba :
ØBerfungsi sebagai antioksidan untuk menekan radikal bebas
ØUntuk meremajakan sel-sel otak yaitu dengan cara memulihkan reseptor-reseptor di dalam otak serta meningkatkan serotonin
ØMempunyai kemampuan untuk memperbaiki peredaran darah
Dapat memacu produksi molekul energi ATP (adenosine triphosphate)
Ketika musim penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan dijauhi oleh manusia. Peluang agribisnis tannaman ini adalah di manfaatkan sebagai peneduh atau sebagai tanaman hias. Selain itu, tanaman ini juga di percaya sebagai tanaman obat Bronkhitis dan asma sejak 5000 tahun lalu di Cina.

3.Ordo Coniferales Divisio Pinophyta
Tumbuhan yang termasuk ordo Coniferales adalah pinus atau tusam (Pinus merkusii), damar (Agathis alba), dan cemara (Araucaria cunning hamii).

Klasifikasi Pinus
Divisi : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Bangsa : Pinales
Suku : Pinaceae
Marga : Pinus
Jenis : Pinus montezumae Lambert.
Adapun ciri umum ordo Coniferales adalah tanaman berupa pohon, daun berbentuk jarum, serta ada yang berumah satu5 dan berumah dua6.
Pohon pinus dan cemara banyak hidup di Eropa bagian pegunungan. Di Eropa tanaman pinus dan cemara disebut evergreen, artinya daunnya tetap hijau sepanjang masa. Tumbuhan dari ordo ini banyak dimanfaatkan oleh manusia. Misalnya, batang pinus digunakan untuk bahan industri kertas dan korek api. Sedangkan damar digunakan untuk minyak terpentin dan obat - obatan. Selain itu, cemara juga dapat digunakan sebagai tanaman hias. Manfaat dan kegunaan tanaman tersebut merupakan peluang dalam agribisnis.

4.Ordo Gnetales Divisio Gnetophyta
Tumbuhan yang cukup dikenal dari ordo ini adalah melinjo atau tangkil7 (Gnetum gnemon). Melinjo banyak digunakan oleh orang Indonesia untuk sayur - sayuran dan emping.
Klasifikasi ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Anggota lainnya adalah Ephedra sp. dan Welwitschia sp. Genus Ephedra atau yang di kenal dengan nama ”Mormon tea” atau ”Ma Huang” mengandung zat ephedrin dan pseudo-ephedrin. Zat ini jika di minum dalam dosis rendah digunakan sebagai obat demam. Zat ini dapat pula mengemulsikan sistem syaraf pusat sehingga tidak jarang digunakan sebagai narkoba yang dikenal dengan herbal ectacy. Ephedra tumbuh di seluruh gurun di dunia.
Berbeda dengan Ephedra yang tumbuh di seluruh gurun dunia, Welwitschia hanya tumbuh di gurun Afrika. Pertumbuhan tumbuhan dengan daun berupa helai - helai yang besar dan panjang mirip gurita ini cukup lambat. Kebutuhan airnya sebagian besar dipenuhi melalui kabut.
Adapun ciri - ciri umum ordo Gnetales antara lain tanaman berupa pohon, daun lebar, dan mempunyai pertulangan menyirip bentuk daun buah melingkar atau berkarang, serta ada yang berumah satu dan berumah dua.
Secara umum Gymnospermae bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di antaranya sebagai berikut :
1.Tanaman hias, misalnya cemara dan pakis haji.
2.Bahan industri, cat, dan obat - obatan, misalnya damar.
3.Bahan pembuat kertas dan korek api, misalnya pinus.
4.Sayur - mayur, misalnya melinjo.

2.2.Pengertian Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)

Tumbuhan biji tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan berbiji terbuka. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae8) berasal dari kata angio = bunga dan spermae = tumbuhan berbiji. Tumbuhan ini memiliki bunga yang sesungguhnya yang terdiri dari mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan benang sari.
Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae).

1.Tumbuhan Berkeping Tunggal (Monocotyledonae)
Monokotil9 disebut juga tumbuhan berkeping satu atau tunggal kerena memiliki biji yang berkecambah dengan satu daun lembaga.
Contoh tumbuhan monokotil adalah padi, gandum, dan jagung. Tumbuhan ini memiliki beberapa ciri, yaitu berakal serabut, batang memiliki ruas-ruas, pertulangan daun sejajar, jumlah mahkoa bunga atau kelopak adalah tiga atau kelipatannya, dan batangnya tidak bercabang-cabang.
Tumbuhan monokotil memiliki beberapa famili, diantaranya : famili pisang-pisangan (Musaceae), famili rumput-rumputan (Gramineae atau Poaceae), famili nanas-nanasan (Bromeliaceae), famili anggrek-anggrekan (Orchidaceae), famili jahe-jahean (Zingiberaceae), dan famili kelapa (Palmae).
Kalian tentu mengenal keenam famili tersebut. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas ciri-ciri dan fungsi pada setiap famili.

a.Famili Pisang-pisangan (Musaceae)

Klasifikasi Pisang
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa spp
Ciri - ciri dari famili pisang-pisangan adalah :
1)Batangnya bercabang semu karena tersusun oleh beberapa pelepah daun yang saling membungkus,
2)bertulangan daun sejajar sehingga mudah sobek, dan
3)Memiliki barisan bunga yang banyak.
Contohnya, pisang (Musa paradisiaca) dan pisang kipas (Musa madagaskariensis)

Manfaat Tanaman
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia.
Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia.
Secara tradisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun.
Adapun manfaat dan kegunaan dari famili ini adalah penghasil buah-buahan dan untuk tanaman hias. Selain itu, daunnya dapat digunakan untuk pembungkus makanan, jantung pisang dapat digunakan sebagai sayur atau lalap, dan batangnya digunakan untuk pertunjukan wayang.

Peluang Agribisnis
Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina. Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia.
Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%.
Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum dicapai di Indonesia. Tanah dan iklim kita sangat mendukung penanaman pisang, karena itu secara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan.

b.Famili Rumput - rumputan (Gramineae atau Poaceae)

Klasifikasi Ilmiah Padi :
Regnum : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : O. Sativa
Ciri - ciri umum famili rumput - rumputan, antara lain:
1)Memiliki akar serabut,
2)Batang beruas-ruas dan berongga serta tumbuh tegak,
3)Daun berbentuk pita dengan pertulangan daun sejajar, dan
4)Bunga tumbuh diujung batang yang tersusun membentuk malai atau bulir majemuk.
Contohnya, padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), tebu (Saccharum officinale), dan serai (Andropogun fragrans)

TIPE2 VEGETASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
istilah biosfer terdiri dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi secara harfiah berarti biosfer berarti lapisan tempat hidup, artinya lapisan tempat makhluk hidup atau organisme. Dari arti kata tersebut dapat diambil kesimpulan Biosfer adalah lapisan lingkungan dipermukaan bumi, air, dan atmosfer yang mendukung kehidupan organisme. Biosfer meliputi tanah, air, udara merupakan lapisan tipis 8 km ke arah atmosfer dan 9 km ke arah kedalaman laut. Hanya dilapisan biosfer dijumpai adanya kehidupan organisme. Biosfer merupakan system kehidupan paling besar karena terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem itu mencakup seluruh makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh. Tempat hidup makhluk hidup disebut habitat. Manusia, hewan dan tumbuhan memiliki tempat untuk mempertahankan kehidupannya dengan kondisi tertentu dipermukaan bumi. Cara yang dilakukan manusia, hewan, dan tumbuhan dalam memanfaatkan lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya disebut adaptasi.
Persebaran flora dan fauna bisa terhambat oleh adanya fenomena-fenomena geosfer, antara lain: gerakan lempeng, perubahan permukaan laut, munculnya pegunungan dan perubahan pola aliran. Pada umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi atau menghambat persebaran adalah sebagai berikut:
a.Iklim (Klimatik), keadaan iklim sangat mempengaruhi persebaran flora dan fauna. Unsur-unsur iklim yang menghambat persebaran adalah suhu, curah hujan, kelembapan uadara dan angina.
b.Keadaan Tanah (edafik), kondisi unsur hara tanah, tekstur tanah, tingkat kegemburan tanah, mineral hara, air tanah (porositas) dan kandungan udara sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan tumbuhan, sedangkan bagi binatang sangat berpengaruh pada pola makan.
c.Kondisi Geografis, dapat menjadi penghambat bagi persebaran flora dan fauna. Tinggi rendahnya permukaan bumi mempengaruhi pola penyinaran matahari. Bentang alam juga dapat menjadi penghambat berupa padang pasir, samudra, sungai dan pegunungan.
d.Faktor Biotik, yang menghambat persebaran bisa dikarenakan ulah manusia ataupun terjadinya perubahan habitat sehingga dapat menghambat kelangsungan hidup. 
BAB II
PEMBAHASAN

1. Persebaran Flora di Dunia
Persebaran flora dan fauna bisa terhambat oleh adanya fenomena-fenomena geosfer, antara lain: gerakan lempeng, perubahan permukaan laut, munculnya pegunungan dan perubahan pola aliran. Pada umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi atau menghambat persebaran adalah sebagai berikut:
a.Iklim (Klimatik), keadaan iklim sangat mempengaruhi persebaran flora dan fauna. Unsur-unsur iklim yang menghambat persebaran adalah suhu, curah hujan, kelembapan uadara dan angina.
b.Keadaan Tanah (edafik), kondisi unsur hara tanah, tekstur tanah, tingkat kegemburan tanah, mineral hara, air tanah (porositas) dan kandungan udara sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan tumbuhan, sedangkan bagi binatang sangat berpengaruh pada pola makan.
c.Kondisi Geografis, dapat menjadi penghambat bagi persebaran flora dan fauna. Tinggi rendahnya permukaan bumi mempengaruhi pola penyinaran matahari. Bentang alam juga dapat menjadi penghambat berupa padang pasir, samudra, sungai dan pegunungan.
d.Faktor Biotik, yang menghambat persebaran bisa dikarenakan ulah manusia ataupun terjadinya perubahan habitat sehingga dapat menghambat kelangsungan hidup.

2. Persebaran Flora Berdasarkan Iklim
Persebaran Flora berdasarkan iklim, dipermukaaan bumi digunakan 4 wilayah pembagian untuk mengklasifikasikan jenis flora yaitu:
a. Daerah beriklim Tropis dan Subtropik:
1). Hutan Hujan Tropik
Vegetasi hutan hujan tropis sebagian besar berada di daerah khatulistiwa, yaitu 0˚-10˚ LU atau LS dan berada di daerah dataran renda. Beberapa daerah hutan hujan tropic di antaranya adalah disekitar sungai Amazon di Amerika Selatan, sepanjang khatulistiwa di Afrika Tengah dan Afrika Barat, sampai ke Afrika Timur dan Malagasi. Di kawasan Asia berada di bagian Barat India dan Srilanka, daerah Malaya yang membujur hingga Pegunungan Himalaya. Di bagian timur, meliputi sebagaian besar Indonesia sampai Kep. Fiji. Curah hujan daerah hutan tropis adalah basah, yaitu antara 2000-4000 mm per tahun, kabut tebal, kelembaban lebih dari 80% dan suhu rata-rata tahunannya 25˚-26˚C. Pohonnya besar dan berkayu keras dan memiliki akar penyangga. Tumbuhannya memiliki bunga berwarna-warni. Jenis vegetasinya antara lain: meranti, mahoni, seraya dan eboni.
2). Hutan Musim tropik
Memiliki perbedaan jelas antara musim kemarau dan musim hujan, tumbuhannya menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Terletak pada lintang 10˚-23,5˚ LU/LS dengan curah hujan pada musim kemarau kurang dari 60 mm per tahun atau sama sekali tidak turun hujan. Vegetasinya berdaun lebar ujungnya runcing, pohonnya memiliki akar yang dalam untuk menyerap air pada musim kemarau. Hutan musim tropik tersebar di India, Myanmar, Indo-Cina, Indonesia, Malaysia, Autralia Utara, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Sealatan. Vegetasinya tidak begitu lebat dan beberapa pohon di hutan ini menggugurkan daunnya pada musim kemarau, seperti pohon jati.

3). Hutan Sabana serta Padang Rumput Tropik dan Subtropik
Tumbuhan yang dominan di daerah sabana adalah rumput yang tinggi dengan semak belukar. Curah hujannya ada yang hanya 250-750 mm per tahun. Pohon-pohonnya ada yang meranggas dan ada juga yang selalu hijau. Namun, umumnya memperlihatkan tumbuhan xerofit. Tumbuhan pohon yang khas, antara lain akasia dan palma. Sabana banyak tersebar di Orinoko yang disebut lianos di Hindia Barat, Pegunungan India, bagian barat daya Amerika Tengah, Australia Tengah, dan Florida Selatan.

4). Hutan Mangrove atau Bakau
Hutan mangrove banyak terdapat di sepanjang pantai di daerah beriklim iklim tropik. Hutan mangrove biasanya terdapat di sepanjang pantai yang rendah, berlumpur, dan masih dalam jangkauan pasang surut. Hutan mangrove tersebar di wilayah Afrika Barat, Australia, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.

5). Hutan Sabana dan Semak Berduri
Hutan jenis ini terdiri atas vegetasi yang bersifat xerofil, yaitu tahan terhadap kekurangan air dan sering meranggas selama musim kering. Selain itu, hutannya terbuka, pohon-pohon berjauhan dan agak kerdil, tingginya tidak lebih dari 20 m, tumbuhan berumbi (geofit) melimpah, sedangkan liana dan epifit tidak banyak tumbuh. Hutan jenis ini banyak tersebar di daerah tropik dan subtropik yang musim kemaraunya lebih panjang, seperti di Afrika Brazil, Argentina, India, Cina, dan bagian utara serta timur Asutralia.

b. Daerah Beriklim Sedang
Zone iklim sedang terletak antara tundra dan subtropik, yaitu pada lintang 30˚-65˚ LU dan LS. Musim berubah-ubah dengan suhu udara dan curah hujan yang bervariasi. Pada muspada musim panas, kadang-kadang suhu udara lebih panas dari daerah tropik, sedangkan suhu udara dinginnnya sama dengan daerah kutub pada musim dingin. Jenis hutan yang berada di daerah iklim sedang, yaitu hutan gugur daun, hutan pohon jarum, hutan hujan iklim sedang yang hangat, padang rumput dengan semak belukar, hutan berdaun keras regas, dan vegetasi daerah gurun.
1). Hutan Meranggas atau Hutan Gugur Daun atau Hutan Peluruh
Hutan ini tersebar diantara 30˚-45˚ LU dan LS dengan musim panas yang hangat dan musim dingin yang tidak terlalu dingin serta dengan curah hujan 700-1700mm per tahun. Pohon-pohonnya memiliki ciri berdaun lebar, hijau, pada musim dingin, rontok selama musim panas, dan tajuknya rapat. Tumbuhan utamanya, antara lain pohon Oak, Basswood, dan terna berbunga. Persebarannya terutama di bagian timur Amerika Serikat, di daerah bagian barat Eropa yang meluas sampai pegunungan Ural, di bagian utara Jepang dan di bagian daratan Asia, di daerah lintang selatan tersebar di bagian-bagian Patagonia, bagian timur Australia, dan Chili Selatan.

2). Hutan Pohon Jarum
Hutan ini terdapat di daerah yang mempunyai iklim subarktik. Hutan ini disebut juga hutan taiga, hutan boreal, dan hutan runjung atau hutan subarktik. Hutan ini didominasi pohon-pohon yang berbentuk kerucut dengan batang yamg lurus mencapai ketinggian 20m. Pohon di hutan jenis ini umumnya picea, pinus, abies, tusam (hemlock), balsam, dan conifera lainnya. Pohon-pohon itu sering disertai pohon- pohon berdaun lebar yang meranggas seperti betula dan populus.

3). Hutan Hujan Iklim Sedang yang Hangat
Hutan ini terdapat di bagian Amerika Serikat yang berbatasan dengan pantai utara Laut Karibia, Jepang Selatan, Korea, Afrika Selatan, Selandia Baru, dan Australia.

4). Padang Rumput dengan Semak Belukar
Di daerah iklim sedang yang curah hujannya kecil, berkembang padang rumput belukar. Di Asia, padang rumput ini steppa dan di Amerika Utara disebut prairi yang terhampar mulai dari Kanada ke selatan sampai Meksiko. Dominasi prairi adalah padang rumput yang terjalin dengan sejumlah semak dan perdu yang berbunga dalam waktu yang tidak bersamaan. Di Argentina dan Amerika Selatan disebut pampa dan di Afrika Selatan disebut veldt. Satwa utamanya adalah binatang herbivore, seperti bison, antelop tanduk ceranggah, kelinci bagal, marmot tanah, gazelle, keledai liar, anjing hutan, rubah, ular derik, dan ayam prairi.

5). Hutan Berdaun Keras Regas atau Berdaun Kaku
Hutan ini tumbuh di daerah-daerah yang mempunyai musim panas yang suhunya agak tinggi dan kering bergiliran dengan musim yang sejuk. Pohon-pohon berdaun kaku umumnya cenderung hijau dan mempunyai daun-daun kecil, kecil, dan tebal seperti belulang (skerofil). Cirinya agak kerdil, rendah dengan batang berbenjol-benjol berdiri, dan mempunyai tajuk yang membulat atau datar. Di daerah sekitar Laut Tengah dan sebelah selatan Laut Hitam didominasi oleh jenis pohon pasang gabus (quercussuber) dan berbagai jenis pinus, seperti pinus allepo dan pinus batu. Sementara itu, komunitas semak-semak chaparral terdapat di bagian barat California dan sekitarnya.

6). Vegetasi Gurun
Gurun merupakan daerah yang sangat jarang curah hujannya. Vegetasinya berupa semak belukar xerofitik dan rerumputan yang mampu bertahan pada kondisi kekuranagan air. Keadaan iklim yang kering menjadikan bentuk semak kerdil, berwarna abu-abu, cabangnya rendah berduri, dan bengkak-bengkak. Tumbuhannya, antara lain kaktus, saguaro, pohon Joshua, semak soga kerdil, semak
berduri, dan rumput-rumput.

c. Daerah Kutub dan Pegunungan Tinggi
Daerah iklim kutub terdiri atas iklim es abadi, yaitu EF dan iklim tundra serta ET. Vegetasinya hanya terdapat di daerah tundra. Tundra adalah dataran tanpa pohon atau padang lumut. Oleh karena itu, ciri khas vegetasi tundra berupa lumut kerak, lumut, rumput teki, tetumbuhan terna, dan semak-semak pendek. Misalnya, rawa-rawa terdapat rumput teki, rumput kapas, dan gundukan gambut (hillock tundra). Di cekungan yang basah terdapat semak salik dan bentula, seperti terdapat di Greendland. Di tempat yang agak kering selain ditumbuhi lumut terdapat juga teki-tekian, ericaceae, dan tumbuhan yang berdaun agak lebar. Di lereng-lereng batu terdapat lumut kerak, lumut, dan alga. Pada daerah pegunungan tinggi, suhunya akan sama dengan daerah tundra sehingga vegetasi yang mampu berkembang adalah lumut kerak. Misalnya, di pegunungan Andes Amerika Selatan, Pegunungan Himalaya, Pegunungan Alpina, Pegunungan Rocky, Gunung Akonkagua, dan Gunung Jaya Wijaya.

3. Klasifikasi Flora Berdasarkan Vegetasi Alami
Persebaran flora berdasarkan jenis vegetasi alami dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Hutan Hutan Tropis:
- Curah hujan 1000mm-2000mm/th
- Suhu 20˚-30˚ C
b. Hutan Gugur:
- Curah hujan 750mm-1000mm/th
- Suhu -2˚C-18˚C
c. Hutan Taiga:
- Curah hujan 400mm-750mm/th
- Suhu -12˚C-(-10˚C)
d. Padang Rumput Sabana:
- Curah hujan 400mm-1000mm/th
- Suhu 20˚C-30˚C
e. Steppa:
- Curah hujan 200mm-1000mm/th
- Suhu -20˚C-10˚C
f. Vegetasi Gurun Gurun Pasir:
- Curah hujan <250mm-1000mm/th
- Suhu mencapai 48˚C
g. Thundra:
- Curah hujan <250mm
- Suhu <0˚C